Kamis, 19 April 2012

TURUNNYA HARGA AYAM KAMPUNG DI PASARAN


Turunnya harga ayam kampung membuat resah peternak ayam. Dari harga 38/kg menjadi 36/kg, sedangkan harga makanan ayam tidak turun.

       Tanjungpinang-Turunnya harga ayam kampung dipasaran tanjungpinang rabu(18/4), membuat resah peternak ayam karena makanan ayam seperti pur,jagung dan kepala bilis tidak turun. Para penjual ayam dipasar juga tidak banyak membeli ayam karena saat ini ayam kampung kurang laku., sedangkan para peternak ayam banyak memiliki stok ayam yang akan di jual.
         Para peternak ayam juga bimbang ketika ayam mereka sudah mencapai berat 2-2.5kg ,ayam tersebut tidak akan laku lagi karena di pasar hanya membutuhkan atau membeli ayam yang beratnya 1-1.5kg. para pembeli juga tidak mau membeli ayan yang terlalu berat atau ayam yang sudah agak tua karena daging ayam akan menjadi keras.
         Biasanya peternak ayam menjual ayam 38/kg ,sekarang menjadi 36/kg , kalau penjualan di pasar biasanya 54/kg sekarang menjadi 50/kg malah bisa turun lagi dari harga sekarang karena kurang lakunya ayam kampung saat ini. “Ayam kampung akan naik harganya pada hari-hari besar dan stok terbatas menjadi alas an harga ayam bias naik pada saat momen tersebut “ Ungkap Marta saputra salah satu peternak ayam kampung.

        Mereka berharap harga ayam akampung tidak turun lagi karena kalau harganya makin turun, mereka akan banyak rugi.

MENGOJEK UNTUK NYAMBUNG HIDUP


       Hidup ini adalah pilihan, hati kitalah yang membimbing tujuan hidup ini. Kesenangan merupakan keinginan semua orang tapi untuk menuju kesenangan haruslah melewati pengorbanan yang luar biasa,begitu juga yang di alami Rosiah.

       Tajungpinang-Hidup ini harus tetap berjalan, itulah yang ada di benak rosiah(45). Sejak meninggal suaminya dua tahun yang lalu, rosiah harus membanting tulang untuk menghidupi anak-anaknya. Rosiah memiliki dua orang anak yang baru menganjak dewasa.
       Keringat terus membanjiri tubuh rosiah tapi tak pernah di hiraukannya, setiap pagi telah keluar dari rumahnya, ia harus pergi mengojek anak-anak sekolah yang berlangganan dengannya. Rosiah mengantar empat orang anak setiap paginya, kesekolah yang berbeda-beda dan tempat tinggal yang berjarak sangat jauh. Ia di bayar 200/orang setiap bulannya.
        Sepulang dari mengantarka anak-anak kesekolah  masing-masing, ia pulang ke tempat mangkalnya. Disini rosiah membangun sebuah warung yang kecil , ia hanya menjual makanan-makanan yang ringan sambil menunggu orang yang mau mengojek.
       Saat menjelang siang ,anak-anak baru pulang sekolah dan ia harus pergi lagi menjemput anak-anak dan mengantarkannya ke rumah mereka . dengan jam pulang yang bertahap rosiah dengan sabar menunggu . setelah semua anak di antarkan baru ia pulang ke tempat mangkalnya.

Kamis, 12 April 2012

BELAJAR MEMBACA DARI TETANGGA


Meski sudah beranjak dewasa Ayuni tidak bias menghitung dan membaca pun masih merangkak karena tidak pernah mencicipi pendidikan, ia hanya belajar membaca dari tetangga.

     Tanjungpinang-Ayuni yang biasa disapa ayu sekarang sudah berumur 14 tahun.Anak keempat dari pasangan Adi (48) dan nurbaya (34) ini tidak bisa mengenyam pendidikan seperti anak yang lain karena factor ekonomi.

       Orang tua nya tidak mampu menyekolahkan ayu karena penghasilan mereka hanya cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari, Apalagi ayu masih memiliki tiga orang adik ,yang paling besar Acok(12) pernah sekolah sampai kelas 2SD, Jupri (6),tahun ini akan masuk sekolah dan siti yang baru berumur 3,5 tahun.

      Bapaknya hanya bekerja sebagai pemulung dan ibunya mencuci pakaian dirumah tetangga,sedangakan ayu membantu tetangganya untuk mengasuh cucunya .Dari pagi sampai siang ia mengasuh anak orang , pulangnya langsung membantu ibunya memasak ,begitulah rutinitas ayu setiap harinya , karena setiap pagi ibunya juga harus mempunyai rutinitas mencuci baju tetangga.

      Di zaman moderen ini masih ada anak yang tidak bisa membaca dan berhitung . Ayu sering bertanya “enak ya kak sekolah itu? Aku bias kak membaca, tapi lambat karena harus mengeja hurufnya satu persatu, itupun aku belajar membacanya dari tetangga tempat aku sering main.”Ayu begitu rajin berlatih membaca, meskipun ia tidak kenal dengan semua huruf,tapi ia tidak pernah malu untuk bertanya.